Isnin, 7 Mac 2016

Kalimpapat (kunang-kunang,kelip-kelip) Firefly

 
 

 
Ada yang memanggil kelip-kelip, Kunang-kunang dan kalau bahasa brunai dipanggil dengan nama kalimpapat.  Kalimpapat ini adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%.
 
Kalimpapat termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan familia dalam ordo kumbang Coleoptera. Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah di mana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya.
 
Kalimpapat yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung pada spesiesnya. Selain itu, pada beberapa spesies, kalimpapat jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian kalimpapat menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan sinar sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lazat.
 
Diketahui ada dua tipe ritual perkawinan kalimpapat. Pertama, Kalimpapat betina akan melepaskan cahaya yang menarik perhatian kalimpapat jantan. Pada masa ini, kalimpapat betina merupakan pihak yang aktif mencari pasangan sedangkan yang jantan pasif.
 
Yang  kedua, ritual perkawinan diawali dengan kedipan-kedipan cahaya kalimpapat jantan yang mengabarkan bahwa ia adalah pengurat yang tengah mencari kekasihnya yang kini entah di mana. Terbang kian kemari sambil berharap ada kalimpapat betina yang sedang menunggu kalimpapat jantan.
 
Kedipan cahaya tiruan adalah sebagai alat untuk memanggil kalimpapat jantan sebagai satu tarikan cahaya kalimpapat betina. Kalimpapat jantan akan datang apabila cahaya tiruan kalimpapat betina dapat dihasilkan. Apabila kalimpapat jantan datang terbang maka ianya menjadi satu tarikan bagi pelancong gembira dan teruja dengan cahaya yang terang datang berterbangan  menghidupkan sausana kegelapan malam.
 
Kalimpapat betina jarang terbang mencari pasangan hidup, ia hanya menunggu di atas pokok atau rerumputan sambil berharap ada isyarat dari kalimpapat jantan yang bakal menjadi tambatan hatinya. Ketika melihat cahaya kalimpapat jantan, sang betina akan memberikan respon dengan pancaran cahaya yang mengisyaratkan bahwa ia telah mengenali signal sang jantan.
 
Selanjutnya pejantan terbang menuju betina dambaan hidupnya. Setelah dekat, kalimpapat jantan mengeluarkan cahaya terang berkali-kali, mungkin untuk meyakinkan bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Demikian juga si betina akan mengeluarkan sinar terang yang menandakan siap bercumbu, pejantan akan mendekati betina dan kemudian mereka kawin.
 
Proses perkawinan terjadi dengan saling menyentuhkan kedua alat kelaminnya yang berada di ujung perut dan dilanjutkan dengan transfer paket sperma dari pejantan ke tubuh betina. Paket sperma akan disimpan di dalam abdomen betina sampai ia siap bertelur. Proses perkawinan dapat berlanjut sepanjang malam, dan pada saat itu kunang-kunang tidak mengeluarkan cahaya.
 
Setelah proses perkawinan, betina langsung memakan sang kekasihnya yang telah membuahi sel telurnya. Serangga jenis tertentu juga ada yang mempunyai kebiasaan seperti ini seperti Black widow, dll. Dengan memakan lawan jenisnya, maka sang betina mendapatkan tambahan protein untuk membesarkan sel telur yang ada dalam tubuhnya.
 
Kalimpapat bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan. Tanah yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kalimpapat.
 
Setelah sekitar 30 hari, muncul larva kalimpapat menyerupai cacing memancarkan cahaya, bentuknya pipih dengan kepala kecil dan rahang kuat. Fungsi cahaya pada larva hanya untuk memperingatkan pemangsa agar tidak mencoba mengganggunya. Aktivitas utama larva adalah makan makanan yang berupa cacing tanah, siput kecil atau serangga kecil lain.Masa larva merupakan masa paling lama iaitu sekitar1-2 tahun sebelum menjadi kepompong. Hanya sebagian kecil dari telur kalimpapat menetas menjadi larva dan hanya sedikit larva yang berjaya menjadi kepompong. Disebabkan ada  pemangsa telur maupun kalimpapat yang dewasas.
 
Sebelum menjadi kepompong larva akan membuat liang di dalam tanah. Selanjutnya ia akan masuk dan melingkarkan tubuhnya di dakam liang. Mulutnya akan mengeluarkan lendir lengket yang ditempelkan di dinding liang. Setelah sebulan larva beristirahat dalam bilik, ia menanggalkan kulit untuk terakhir kali dan memasuki masa kepompong. Kepompong pada mulanya berwarna kuning pucat dan perlahan-lahan menjadi gelap, masa kepompong berlangsung sekitar 10 hari.
 
Kalimpapat dewasa keluar dari kepompong dengan tubuh pucat yang akhirnya berkembang menjadi lebih gelap. Kedua pasang sayap direntangkan agar mengembang dan kering. Kunang-kunang dewasa ini tinggal di dalam bilik selama beberapa hari sampai kedua sayap depannya benar-benar keras dan membentuk elitera, perisai yang melindungi kedua sayap belakangnya yang cantik.
 
Kalimpapat dewasa hidup selama 2 - 3 minggu, untuk melakukan perkawinan. Selama itu aktivitas makan kalimpapat sangat beragam, beberapa jenis hanya mengisap cairan tumbuhan sementara jenis lainnya meneruskan kebiasaan makan seperti ketika masih larva, sebagai pemakan serangga lain atau siput-siput kecil.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan